Terimakasih telah berkunjung di Web MUEC

Terimakasih telah berkunjung di Web MUEC

Terimakasih telah berkunjung di Web MUEC

Terimakasih telah berkunjung di Web MUEC

Terimakasih telah berkunjung di Web MUEC

Rabu, 30 November 2016

UPACARA BENDERA


Upacara Pembukaan Kegiatan Belajar dilaksanakan setiap Senin pagi di LPI Miftahul Ulum. 

Disiplin dan membangun nasionalisme siswa merupakan bagian dari visi Miftahul Ulum. Oleh karena itu setiap Senin pagi kami mengagendakan upacara pembukaan kegiatan belajar. Petugas upara adalah para siswa yang ditugasi secara piket. Semua siswa kebagian sebagai petugas upaca, minimal tingkat pendidikannya kelas 3 Madrasa Ibtidaiyah.

Sedangkan untuk pembina upacara yang bertugas memberikan semacan tausyiah atau renungan bersama siswa digilir setiap Senin adalah para dewan pembimbing, baik ustadz atau pun ustadzah.

Harapannya dengan kegiatan upara tersebut, kecintaan terhadap bendera merah putih, kepada negara republik Indonesia tertanam di dada para siswa dan seluruh pendidik di Miftahul Ulum. Di samping itu, juga harapan besarnya adalah terbangun budaya disiplin di lingkungan Miftahul Ulum.

Selasa, 29 November 2016

Class Meeting 2016 bersama Organisasi Siswa Intra Sekolah MIFTAHUL ULUM (OSIS-MU)

Ujian akhir semester merupakan salah satu upaya evaluasi hasil belajar siswa /siswi selama satu semester atau kurang lebih 5-6 bulan. Berbagai persiapan telah dilakukan dalam menghadapi ujian akhir semester baik oleh guru maupun siswa dan siswi Miftahul Ulum yang telah banyak menguras waktu, tenaga dan pikiran, sehingga kesan yang muncul dikalangan para siswa dan siswa adalah ketegangan, kejenuhan dan kepenatan. Oleh karena itu, untuk menghapus kepenatan, kejenuhan  dan ketegangan dikalangan siswa dan siswi Miftahul Ulum, perlu di adakan kegiatan yang menarik dan asyik yg bisa diikuti semua siswa siswi Miftahul Ulum.
           Organisasi Siswa Intra Sekolah Miftahul Ulum (OSIS-MU) mempunyai beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara berkala dan dalam waktu tertentu. Salah satu bentuk kegiatan yang mereka punya yaitu kegiatan Class Meeting. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang diformulasikan oleh para Pengurus OSIS-MU yang terdiri dari beberapa kegiatan, termasuk di dalamnya kegiatan edukasi, explorasi skill dan pengembangan ilmu keagamaan siswa. Hal inilah yang dinilai dapat menyegarkan pikiran dan dapat membuat pikiran yang tegang menjadi tenang, karena disamping tiga kegiatan inti tersebut kegiatan ini juga diselingi dengan kegiatan outbound menarik dan mendidik dan disertai pemberian door prize bagi siswa/i berprestasi.
          Di akhir ajaran semester satu tahun ajaran 2016-2017, Pengurus OSIS-MU akan menggelar kembali program Class Meeting dengan tema " Membangun Karakter Muda dengan Kegiatan yang Keren, Asyik dan Educative ", yang akan digelar pada tanggal 23-25 Desember 2016 mendatang. Kegiatan ini diformulasikan dengan beberapa lomba yg menarik yang terdiri dari lomba ketangkasan, kecerdasan, skill kepramukaan dan out bound yang menantang. Kegiatan ini akan ditutup dengan pembagian rapor sekaligus pemberian hadiah kepada para pemenang lomba.
            Keberhasilan Kegiatan ini sangat tergantung pada partisipasi seluruh komponen sekolah. Oleh karena itu, dukungan semua pihak sekolah sangat dibutuhkan untuk  menyukseskan kegiatan ini.
            Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan segudang ilmu dan prestasi bagi seluruh siswa siswi Miftahul Ulum, dan tetap menjadi icon sebagai Lembaga Pendidikan yang syarat prestasi dan penuh Sensasi...............

Minggu, 27 November 2016

Nairatul Achkamiyah, Perempuan Inspiratif dari Kampung Sasar



Lahir dan besar di perkampungan bernama Sasar. Kampung pelosok di ujung timur Madura, tepatnya Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep. Sejak kecil cinta dan peduli pada pendidikan. Kecintaan tersebut dibuktikan dengan tidak ragunya beliau menimba ilmu ke para alim yang setiap hari untuk menuntut ilmu beliau menempuh perjalanan kurang lebih 8 km dengan berjalan kaki.

Saat dewasa dan berkeluarga, atas dukungan suami beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dinamai Miftahul Ulum. Lembaga tersebut menampung para muda mudi kampung Sasar untuk belajar. Mayoritas penduduk Sasar saat itu tidak melek pendidikan, karena yang jadi motivasi hidup mereka adalah bertani, bekerja dan mendapatkan uang sehingga tidak jarang penduduk Sasar yang tidak tuntas mengenyam pendidikan setingkat sekolah dasar. Melihat kenyataan demikian Nyi. Nairah, begitu beliau dikenal, pun menaruh perihatin dan oleh karenanya beliau mendirikan lembaga Miftahul Ulum tersebut.

Ny. Nairah sendiri tidak memiliki ijazah formal bahkan ijazash SD beliau tidak memilikinya. Namun beliau peduli akan pendidikan. Beliau belajar kepada para gurunya secara private bukan di lembaga formal. Kepeduliannya terhadap pendidikan penduduk Sasar khususnya, yang telah mengispirasi untuk mendirikan lembaga pendidikan dan tidak hanya itu lembaga tersebut mendapatkan surat ijin operasional dari kemenag.

Proses pendirian lembaga pendidikan Miftahul Ulum tidaklah berjalan lancar, banyak rintangan yang dihadapi termasuk proses legalisasi dari kemenag tersebab Nyi Nairah tidak memiliki ijazah pendidikan. Namun atas izin Allah yang maha kuasa, berdasar kemampuan dan luasnya keilmuan beliau yang disaksikan langsung oleh perwakilan kemenag saat itu dengan cara Nyi Nairah mempresentasikan (berpidato) di depan masyarakat dan itu didokumentasikan dalam bentuk video, maka kemudian keluarlah surat ijin operasional pendidikan. Saat itu, Miftahul Ulum menajdi satu-satunya lembaga pendidikan yang diakui oleh permerintah dan mendapat ijin menyelenggarakan pendidikan setingkat sekolah dasar di kampung Sasar. Jadilah lembaga tersebut kemudian bernama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum.

Selain itu, beliau mengadakan dan membina langsung kumpulan (Madura: kompolan) pengajian kitab-kitab klasik yang membahas perkara kehidupan sehari-hari di kampung Sasar dan sekitarnya. Jadwalnya setiap hari, kecuali hari Rabu dan Sabtu.

Hingga sekarang di umurnya yang sudah menua (60-an) dan meski sambil menahan penyakit yang dideritanya, beliau tetap aktif berpartisipasi dalam proses pendidikan di Miftahul Ulum dan masyarkat Sasar. Ditambah beliau tetap aktif di keorganisasian Muslimat NU Sumenep.

Meski dengan fasilitas terbatas di Miftahul Ulum, semangat beliau tidak pernah kendor untuk peduli pendidikan. Kekurangan ruang belajar tidak pula membuatnya kehabisan cara. Rumah kediaman beliau pun difungsikan untuk ruang belajar mengajar.

Begitulah beliau membuktikan dan menunjukkan pada saya dan pemuda pemudi yang lainnya, bahwa siapa pun bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, masyarakat, bangsa dan bahkan Negara, tidak terbatas hanya kerena dia belia, tua, perempuan, orang kampung dan tidak pula terbatas hanya karena tidak berijazah formal.

Semoga kesehatan selalu menyertai beliau. Amin.